Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim

Rabu, 28 September 2011

Bukan AKU (cerpen)

Ada sahabat yang dekat dengannya, namanya Fahri. Dia adalah org yang paling di puji Dewi. Dewi tak dapt memungkiri bila akhirnya dia meletakkan hatinya pada fahri. Mulanya teman, kagum, simpati dan akhirnya jatuh dalam suatu keindahan yg dinamakan CINTA.
Tapi Fahri tak tau soal itu.
Pada suatu sore, Dewi ke rumah Fahri dan meminjam catatan kuliah fahri.
Dan malamnya, Dewi menemukan puisi mengejutkan di pertengahan halaman buku.
"ya rabb...
Aq tak bisa menjaganya setiap hari, tapi ku tau, aku bisa melihatnya dari doa2 yg ku panjatkan utknya melaluiMU..

Bila memang Engkau takdirkan aku untuknya, izinkan aku pinang dia dalam namaMU.
Jadi..
Aku mohon,
jagalah hatinya utk ku."

mungkinkah, puisi ini utk ku? Dan apakah cintaku terbalas??batin Dewi diantara keraguan dan harapan.

***

"fahri, maaf...aku ngeliat puisi mu.." lapor Dewi saat masuk kelas.
"puisi yang mana?" tnya fahri.
"yang judulnya, Jagalah Dia Utk q."
"ah...."fahri bru teringat, "ya ya ya, gpp kok. Jadi menurutmu gimana?"
"hh? Apa nya yg gimana?" Dewi agak gelagapan.
"puisi itu.."
"ohh...ngg...ya..ituu bagus bgt...utk siapa itu?"
"tidak utk siapa2...kamu suka?"
"suka! Puisi itu indah bgt buat ku."
"yaudah buat kamu aja."
"hah? Yg bener??"
"iya...."
"hihihi. Makacie."

bunga2 cinta di hati Dewi pun semakin bermekaran. Dia sgt berharap puisi2 dan tulisan2 itu untuknya. Namun, dia belum mengakui perasaannya pada Fahri.

***

Pada suatu pagi....
"aku menyukai Mila, Dew" curhat Fahri. "aku da gk tahan lg aku harus ngomong ama siapa utk meredakan perasaan ini,"

Dewi mematung sesaat. Ada rasa nyeri tiba2 dalam hatinya. Jadi, bukan aku?? Bukan aku yang dia sukai? Batin Dewi perih.

"Dew, kamu denger aku tidak??"

"ngh...dengar kok, y-ya...kamu harus sabar dong...seprti yg kamu tulis dalm puisi2 mu itu. Ya semoga Allah menjaganya utk mu."

"oh..gitu ya??"

"ya iyalah....btw, sejak kapan kamu mengaguminya?" tnya Dewi dibalik rasa hancur hatinya.

"da lama sih, sejak....qt semster 2 lah.."

"wah lama juga ya..."

"iya...da lama bgt."

Dan...seharian itu tak ada satu pelajaran pun yg nyangkut difikiran Dewi. Berulang2 dia mengkaji perasaannya...dan berulang kali dia melirik Mila yg duduk tak jauh darinya.
"Tentu saja Fahri menyukai gadis itu. Hijabnya yang sempurna membuatnya bertambah anggun dalam kedekatannya dengan Allah. Dia bahkan tidak cantik, tapi pancaran imannya lah yang membuatnya cantik. Ternyata Allah Maha Pemurah..dia ciptakan Fahri utk wanita seindah Mila. Tapi, aku?? Mengharapkan cinta yg jauh utk ku. Hah, betapa bodoh nya aku. Lihatlah, hijabku tak sesempurna Mila..tutur bahasa ku bahkan kasar dan kadang tak bermoral. Dan aku yakin, Allah menegurku dengan kejadian ini. Ya...perempuan yang baik utk laki2 yang baik..dan mana mungkin wanita se jahat aku diperuntukkan Allah utk laki2 sebaik Fahri. Makasi ya Allah...ternyata puisi2 itu bukan utk ku, andai itu utk ku, mungkin aku akan melakukan hal diluar batas kesadaran ku" batin Dewi dalam perenungannya di atas ayunan di depan rumahnya.

"melamun opo, dew?" sapa fahri yang membuyarkan lamunannya.
"tumben u sore2 ke rumah. Kebetulan ada yg mau aku blg ama mu"
"apa tu?"
"aku menyukaimu..."

fahri terdiam lalu, "apa?"

"aku suka sama kamu pekak"

"tapi kan...."

"ya aku tau dan aku mengerti. Kamu gk usah menghibur aku. Awalnya, aku kira puisi2 itu buat ku, ternyata tidak..ternyata bukan aku yg kamu suka. Tapi, makasih. Ini pembelajaran buat aku. Fahri, maaf ya..aku...menyukaimu. Dan ku harap kamu gk membenciku atau menjauhi q. Tetaplah jadi teman ku dan ajari aku melupakan perasaan ini.
Haaah....aku harap Tuhan selalu menjaga kalian..." ujar Dewi sabar sambil menatap langit.

"Dew....?"panggil Fahri.

"apa?"

"kamu benar2 wanita istimewa. Kesabaranmu dalam penolakan malah menjadikanmu semakin tampak dewasa dan bijaksana...aq yakin akan ada lelaki yang akan melabuhkan hatinya utkmu..."

"hehehe...makasi la atas hiburannya. Masi banyak hal yg perlu dibenahi dalam diri aq."

"ya...aku mendukungmu"..

Dan....pada akhirnya penolakan itu menjadikan Dewi semakin dekat dengan Tuhannya. Dia menjadi wanita sepenuhnya....dengan hijab dan pakaian yg disyariatkan dalam Islam...
Dan perlahan dia bisa melupakan perasaannya pada Fahri. Dan persahabatan mereka pun berlanjut...

-the end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar