Huaaaatccheeeh.!!!
Haduh ingus dah dah mulai meler karena cuaca yg sejuk ini. Mana td syal ku sama Rahma. Aku jd kdinginan. Huaaatchiih.! Aku bersin lg dan menggos0k idung ku. Tiba2, Soni melingkarkan syalnya ke leher ku. Aku jadi agak kaget. Pengen nolak tp aku emg lg butuh.
"makasih"ucapku pelan.
Setelah itu, Soni jd ikut2an memegang tali pengikat kuda, sehingga tak ada lg jarak diantara kami. Tp, percaya atau gk pcya aku jd merasa...hangat...
Jantungku pun jd dag dig dug juga...napa ya. Uuuhh...
Tak lama kmudian kami berdua turun dr kuda stelah kembali dr berkeliling. Soni dluan yg turun, lalu aku.
"ini syal mu,"kata ku smbil memberikan syal hitam putih rajutannya.
"ya"dia menerima syal itu. Kemudian aku berlari mencari Rahma, rupany dia ada di toko souvenir.
"Eh, dah puas ko naek kuda bareng Soni?"ledek Rahma.
"huh"aku mencubit perut Rahma. "dasar kau."lanjutku.
"tapi, kalian cocok bgt td jadi kayak cerita2 dongeng getooh."
"heleh! Lambe mu. Eh yok lah ke pajak. Aku mw beli buah Kesemek ni buat ponakan ku."
Aku langsung menarik Rahma dan berkeliling sekitar pajak. Setelah membeli buah yg ku inginkan, aku dan Rahma melihat bunga2 yg dijual dkt situ.
Ada 1 bunga yg menggelitik rasa pnasaranku. Warnanya gk menarik, kecil2, tp baunya khas. Anehnya, bunga kayak gni kok di jual.?
"ini bunga apa kak?"tnyaku sm pnjual bunga.
"bunga Edelweiss. Napa, dek? Jelek ya"
"hehe iya kok bntuknya aneh ya."
"eleh, katrok kali kau. Masa' ko gk tau bunga edelweis. Tau gak nama lain bunga ini adlah Bunga Cinta Sejati."pot0ng Rahma.
"iya, karena bunga ni tumbuhnya di lereng gunung bhkan ada yg tmbuh di puncak. Susah ngambilnya. Tp ajaibnya, sbrapa lama pun bunga ini disimpan, bnga ni gk akan layu." crita kakak itu.
"eh kok bisa gk layu.?"tnya ku.
"iya, rata2 bnyak yg nyimpen di dompet untk dsimpen. Warnany, bau nya ya gini2 aja." tmbah Rahma.
"eh, jd kepingin. Beli lah.."
Aku membeli seikat kecil bunga edelweis. Dan ku bagi separuhnya pada Rahma.
"semoga persahabatan kita abadi"
"amiin..."
Setelah itu kami berpisah. Berhubung krna aq masi pengen jalan2 dan menikmati pmdangan sekitar aku pergi sndiri liat2 souvenir.
Eh waktu sedang jalan di luar pajak, Soni memanggilku dr belakang. Aku berbalik dan menunggunya. Stelah sampai dia tampak terengah2 dan seperti menyembunyikan sesuatu di punggungnya.
"napo kau?"tnyaku.
"hehehe tggu bentar, aku ikud kau."
"heleh...mcm gk da anak cowok laen aja lah."
"memang gk da lage."
"yodalah, yok."
Kami berjalan beriringan. Tapi, Soni agak aneh sikapnya.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar